- Pangertian Doa
doa berasal dari Menurut bahasa kata da’a yang artinya memanggil. Sedangkan menurut istilah syara’ doa berarti memohon sesuatu yang bermanfaat dan memohon terbebas atau tercegah dari sesuatu yang memudharatkan. Dalam ajaran Islam, doa adalah kegiatan peribadatan berupa invokasi atau permohonan kepada Allah terhadap sesuatu hal. Doa merupakan bagian paling mendasar dari ibadah dan merupakan komunikasi langsung antara hamba dan Sang Pencipta. Menurut KBBI, doa adalah harapan, permintaan, dan pujian kepada Tuhan. tentu kita Sebagai makhluk berakal, mempunyai keinginan yang beraneka ragam Utang bisa lunas, mempunyai anak yang patuh, dan sejenisnya. Allah memberikan solusinya, yaitu dengan cara berdoa, memohon kepada-Nya. Dalam Al-Qur’an, Allah subhanahü wa ta ala berfirman
وقال انكم الدعوني أستجب لكم
Dan berfirman Artinya Tuhanmu Berdoalah kalian kepada-Ku, niscaya akan Kukabulkan bagi kalian (QS Ghafir 60)
Menurut as Sadiy, kalimat udini di atas mempunyai artı mintalah kalian niscaya akan aku kabulkan Pendapat as Sadiy ini selaras dengan cerita Qatadah yang bersumber dari Kab Di antara tiga keistimewaan umat Muhammad dengan umat sebelumnya adalah, jika kalimat perintah berdea pada Nabi Muhammad berbentuk jama (plural) kepada semua umatnya. Sedangkan perintah yang turun nada nabi nabi sebelumnya, frasa perintahnya hanya berbentuk tunggal (mufrad) kepada para nabi saja sebagaimana pada kalimat berikut ini
المني استجب لك
Artinya Berdoalah kamu, niscaya akan Kukabulkan bagimu.” Dari ayat di atas, kita dapat mambil pelajaran, walaupun Allah maha pengatur, namun Allah tidak menutup celah bagi hamba-Nya untuk menyampaikan uneg-uneg atas segala keinginan yang ingin dicapai hamba. Oleh karena itu, Allah menyuruh berdoa, sebuah ritual penyampai usulan hamba kepada Tuhan-Nya.
2. Pengertian Dzikir
Daikir menurut bahasa adalah ingat akan sesuatu atau menyebut akan sesuatu. Dzikir menurut istilah Ahli Sufi adalah ingat Asma Allah Subhanahu Wata’ala dengan sarana apa saja baik secara dhohir atau dalam bathin. Orang yang senantiasa berdzikir maka akan merasa tentram dan dalam hidupnya. miaalim Daikir dalam tenang merupakan usaha seorang mengingat Allah SWT Deikir memiliki banyak manfaat termasuk menjadikan hidup manusia lebih berkualitas dan membantu menghindan perbuatan dosa Secara istilah daikir adalah proses komunikasi antara scorang hamba dengan Allah SWT agar selalu mengingat dan tunduk pada perintah-Nya. Secara etimologi, dzikir berasal dari kata “zakara” yang berarti menyebut, menyucikan, menggabungkan, menjaga, mengerti, mempelajari, memberi, dan memberikan nasehat. Dzikir adalah aktivitas seorang hamba dalam menyebut nama Allah. Dalam berdzikir, kondisi orang berbeda-beda. Ada orang yang mulutnya berdzikir, tetapi hatinya lalai Ada juga yang menyebut nama Allah dengan hati terjaga. Sebagian orang berdzikir dengan hati waspada sebagai disinggung Ibnu Athaillah dalam hikmah berikut ini:
لا تترك الذكر لعدم حضور قلبك مع الله فيه لأن غفلتك عن وجود ذكره أحد من عملك في وجود ذكره فعسى أن يرفعك من ذكر مع وجود غفلة إلى ذكر مع وجود يقظة ومن ذكر مع وجود نقطة إلى ذكر مع وجود حضور ومن ذكر مع وجود حضور إلى ذكر مع غبية عما سوى المذكور وما ذلك على الله بعزير)
Artinya, “Jangan tinggalkan dzikir karena kelalaian hatimu yang tidak bersama Allah karena kelalaian tanpa dzikir lebih buruk daripada kelalaian dengan dzikir. Bisa Allah mengangkatmu dari dzikir dengan kelalaian ke dzikir dengan hati terjaga, dari dzikir dengan hati terjaga ke zikir dengan hati waspada, dari dzikir dengan hati waspada ke dzikir fana. Allah jadi berfirman, ‘Dan yang demikian itu bagi Allah tidak
sulit,’ (Surat Ibrahim ayat 20).”
Sebagian ulama bahkan menyebut dzikir sebagai kunci pembuka penyatuan seorang hamba dan Allah. Melalui dzikir, seorang hamba dapat memasuki majelis mulia bersama Allah SWT. Hal ini disebutkan oleh Syekh Burhanuddin As-Syadzili Al-Hanafi berikut ini. Menurutnya, tidak ada ketentuan terhadap lafal dzikir Artinya, dzikir dengan lafal yang mana saja dapat membuka pintu langit
أقول الذكر المأمور به من الأستاذ سواء كان قولك “لا إله إلا الله” أو “الله” أو غير ذلك بحسب ما يراه هو مفتاح الباب لباب شهوده ووجود وحدة المذكور وأصل أصول ل وصول وصول الأرواح الأرد والأسرار إلى حضرات الحضور
Artinya, “Menurut saya, diperintahkan ustadanya apakah itu La ilaha yang illallah Allah, atau dzikir lainnya sesuai pertimbangan kemaslahatan ustada adalah kunci pintu ruang utama penyaksian Aliah penyatuan dengan Nya pokok dari fondasi kehadiran fuushull jwa wa suci di majelis Allah nan suci lagi mulia (Lihat Syekh Burhanuddin As-Syadzil Al-Hanafi Ihkamal Hikam fi Syarhul Hikam, Beatit. Daurul kutub al-ilmiah, 2008 M/1429 H, halaman 51)