Langkah dan Tata cara Air dan Najis
Najis hukmiyyah adalah najis yang tidak berbentuk tidak ada rasa, warna dan bau Cars mensucikannya ialah cukup dengan mengalirkan air ke tempat yang terkena najis secara merata Misalnya, ada lantai yang terkena najis yang sudah hilang bentuk dan sifat-sifatnya seperti rasa warna dan baunya maka cara mensucikannya ialah cukup dengan mengucurkan atau mengalirkan air ke area yang terkena najis secara merata.
Najis ‘ainiyyah dibagi menjadi 3 yaitu; najis mukhaffafah, najis mutawassithah, dan najis mughalladzah
1 Najis mukhaffafah
Najis mukhaffafah ialah najis yang berupa air kencing anak laki-laki yang belum mencapai usia dua tahun dan belum makan atau minum selain air susu ibunya dengan ujuan pertumbuhan. Cara mensucikannya ialah dengan memercikkan air di permukaan benda yang terkena najis sampai merata. Demikian pula sifat-sifatnya seperti rasa, warna dan baunya juga harus hilang. Dalam hadis diriwayatkan dari Abu Samah bahwasanya Nabi Saw bersabda,
وعن أبي الشيخ رضي الله عنه قال قال النبي صلى الله عليه وسلم يغسل من بول الجارية، وترى من قول العلام بالخرجه أبو داود والنساني، وصححة الحاكم
“Bekas air kencing bayi perempuan harus dicuci dan bekas kencing bayi laki-laki cukup diperciki dengan air” (HR Abu Dawud]& An-Nasal)
2. Najis mutawassithah
Najis mutawassithah ialah najis pertengahan yaitu najis selain najis mukhaffafah dan mughallazhah berupa najianya darah, kotoran manusia atau hewan, bangkai dan lainnya. Cara mensucikannya ialah dengan menghilangkan bendanya atau jirimnya berupa tiga sifatnya yaitu rasa, warna, dan baunya dengan air yang mengalir. Dalam hadis dari Anas bin Malik Ra. Ia berkata,
وَعَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رضي الله عنه قال: جَاءَ أَعْرَابِي قَبَالَ فِي طَائِفَةِ الْمَسْجِدِ فرجَرَة النَّاسُ، فنهاهم النبي صلى الله عليه وسلم فَلَمَّا قَضَى بَوْلَهُ أَمَرَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم بذنوب مِنْ مَاءٍ فَأُخْرِيقَ عَلَيْهِ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Anas bin Malik Radliyallaahu ‘anhu berkata: “Seseorang Badui datang kemudian kencing di suatu sudut masjid, maka orang-orang menghardiknya, lalu Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam melarang mereka. Ketika ia telah selesai kencing, Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam menyuruh untuk diambilkan setimba air lalu disiramkan di atas bekas kencing itu.” (HR Imam Bukhari & Imam Muslim).
3. Najis mughallazhah
Najis mughallazhah yaitu najis yang berat yakni najisnya anjing dan babi atau keturunan dari keduanya walaupun hasil perkawinan dengan jenis hewan lain yang suci. Cara mensucikannya ialah dengan membasuh atau disiram secara merata sebanyak tujuh kalı yang salah satunya dicampur dengan debu. Mengends hal ini Nabi Saw. bersabda,
وعن أبي هريرة رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم طهور إناء أحدكم إذ ولع فيه الكلب أن يعسنة سبع مراب، أولاهن بالتراب الحرجة
مثلة
“Sucinya tempat air seseorang di antara kamu jika dijilat anjing ialah dengan dicuci tujuh kali, yang pertamanya dicampur dengan tanah [HR Muslim]