web analytics

Langkah dan Tata cara khutbah Jumat secara umum

1. Khatib naik ke mimbar

2. Khatib mengucapkan salam kepada para jemaah

3. Muadzin mengumandangkan adzan

4. Khatib menyampaikan khutbah pertama

5. Khatib duduk sejenak

6. Khatib menyampaikan khutbah kedua

7. Khatib turun dari mimbar dan melakukan shalat Jumat dua rakat secara berjama’ah

Contoh Bacaan Teks Khutbah Jum’at

السلام عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

الحَمْدُ للهِ حَمْداً يُوَانِي نِعَمَهُ وَيُكَافِي مَزِيدَه، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِي الجَلَالِ وَجْهِكَ الْكَرِيمِ وَلِعَظِيمِ سُلْطَانِكَ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيلُه خَيْرَ نَبِي أَرْسَلَه أَرْسَلَهُ اللهُ إِلَى الْعَالَمِ كُلِّهِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلَّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً وَسَلَاماً دَائِمَيْنِ مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ. أَمَّا بَعْدُ فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ : وَلَيْسَتِ التَّوْبَةُ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ حَتَّى إِذَا حَضَرَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ إِنِّي تُبْتُ الْآنَ وَلَا الَّذِينَ يَمُوتُونَ وَهُمْ كُفَّارٌ : أُولَئِكَ أَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا

Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah subahanahu wa ta’ala

Sebagai pembuka khutbah jumat, khatib menyeru kepada jamaah sekalian untuk memuji Allah SWT dan bershalawat kepada Rasulullah SAW, serta senantiasa menjaga dan meningkatkan ketakwaan kepada Allahdan Rasul-Nya. Semoga dengan ketakwaan tersebut, kita diberikan solusi pada masalah yang sedang dihadapi, kita juga dilimpahi rezeki yang tidak kita sangka-sangka. Allah berfirman dalam Al-Quran surah At-Talaq Ayat 2 dan 3:

وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًاۙ  وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

Artinya, “Siapa pun yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS At-Talaq: 2-3).

Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah subahanahu wa ta’ala Pada dasarnya, manusia adalah makhluk yang tidak pernah terlepas dari pada perbuatan dosa. Tiap hari atau bahkan tiap waktu, kita secara sadar maupun tidak, sering melakukan perbuatan yang sejatinya menimbulkan dosa, baik melalui tindakan maupun lisan. Meskipun begitu, jamaah sekalian, kita dituntut untuk selalu bertobat kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan meminta ampunan serta menyadari bahwa kita merupakan hamba yang lemah dalam menahan diri untuk tidak melakukan dosa dan bermaksiat. Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah SWT. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda :

كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ

Artinya, “Semua bani Adam pernah melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang salah adalah yang segera bertobat.” (HR. Ibnu Majah).

Dalam hadits tersebut, Nabi Muhammad SAW secara tegas menyatakan bahwa merupakan sifat manusiawi bani Adam untuk berbuat kesalahan, namun yang terbaik di antara mereka adalah ketika berbuat salah langsung menyadari kesalahannya dan meminta ampun kepada Allah. Kita semua harus yakin bahwa Allah merupakan Tuhan yang Maha Pengampun atas segala dosa yang kita perbuat, baik secara sadar maupun tidak sadar. Dalam salah satu riwayat disebutkan bahwa meskipun dosa kita banyak hingga memenuhi langit, niscaya Allah akan mengampuni kita selama mau bertobat kepada-Nya.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

لَوْ أَخْطَأْتُمْ حَتَّى تَبْلُغَ خَطَايَاكُمْ السَّمَاءَ ثُمَّ تُبْتُمْ لَتَابَ عَلَيْكُمْ

Artinya, “Sekiranya kalian melakukan kesalahan hingga kesalahan kalian mencapai langit dan bumi, kemudian kalian bertaubat, niscaya taubat kalian akan di terima.” (HR. Ibnu Majah).

Meskipun Allah Maha Pengampun, jangan sampai kemurahan Allah pada hamba-Nya dijadikan kesempatan untuk melegitimasi kelalaian kita. Sebagai seorang hamba tentu kita harus menjaga diri dari perbuatan dosa. Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah Sebagai hamba yang lemah dan tidak dapat menghindari maksiat dan perbuatan dosa, maka kita harus menyegerakan tobat bahkan mulai dari sekarang. Jangan sampai kita bertobat dan meminta ampunan pada Allah di usia tua nanti, dengan anggapan bahwa kita masih muda dan sehat. Dalam Al-Quran, Allah banyak sekali menyebut diri-Nya sebagai dzat yang menerima tobat hamba-Nya, yang mengampuni segala dosa hingga maha pengasih lagi penyayang.

Akan tetapi, tobat dan permintaan ampun kepada Allah hanya diterima apabila sebelum datang dua waktu: pertama ketika ajal datang menjemput dan yang kedua ketika hari kiamat tiba. Terkait waktu yang pertama, yaitu tobat tidak diterima ketika ajal menjemput, Allah ta’ala berfirman dalam surat An-Nisa’ Ayat 18:

وَلَيْسَتِ التَّوْبَةُ لِلَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ السَّيِّاٰتِۚ حَتّٰىٓ اِذَا حَضَرَ اَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ اِنِّيْ تُبْتُ الْـٰٔنَ وَلَا الَّذِيْنَ يَمُوْتُوْنَ وَهُمْ كُفَّارٌۗ اُولٰۤىِٕكَ اَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابًا اَلِيْمًا ۝١٨

Artinya, “Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan: “Sesungguhnya saya bertaubat sekarang”. Dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih.” (QS An-Nisa’: 18).

Para hamba Allah melakukan suatu kemaksiatan disebabkan karena adanya faktor hawa nafsu dan godaan setan, sehingga mereka pun bertobat sebelum nyawa berada di ujung kerongkongan, bahkan tobat masih diterima di saat seorang hamba menyaksikan malaikat yang mengambil ruhnya.” (Syekh Wahbah al-Zuhaili, Tafsir al-Munir, [Beirut: Dar al-Fikr al-Mu’ashir, 1418], jilid IV, hal. 294).

Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah subahanahu wa ta’alaAdapun waktu yang kedua, di mana tobat seorang hamba tidak diterima lagi ialah ketika hari kiamat tiba. Hal ini sebagaimana firman Allah ta’ala dalam surat Al-An’am Ayat 158:

هَلْ يَنْظُرُوْنَ اِلَّآ اَنْ تَأْتِيَهُمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ اَوْ يَأْتِيَ رَبُّكَ اَوْ يَأْتِيَ بَعْضُ اٰيٰتِ رَبِّكَۗ يَوْمَ يَأْتِيْ بَعْضُ اٰيٰتِ رَبِّكَ لَا يَنْفَعُ نَفْسًا اِيْمَانُهَا لَمْ تَكُنْ اٰمَنَتْ مِنْ قَبْلُ اَوْ كَسَبَتْ فِيْٓ اِيْمَانِهَا خَيْرًاۗ قُلِ انْتَظِرُوْٓا اِنَّا مُنْتَظِرُوْنَ

Artinya, “Yang mereka nanti-nanti tidak lain hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka (untuk mencabut nyawa mereka) atau kedatangan (siksa) Tuhanmu atau kedatangan beberapa ayat Tuhanmu. Pada hari datangnya ayat dari Tuhanmu, tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang kepada dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya. Katakanlah: “Tunggulah olehmu sesungguhnya Kamipun menunggu (pula).” (QS AlAn’am: 158).

Syekh Wahbah al-Zuhaili dalam tafsirnya menjelaskan bahwa ayat di atas menegaskan bahwa tobat dan iman seseorang yang baru ia lakukan di hari kiamat tidaklah berguna, sebagaimana tidak bergunanya iman Fir’aun ketika baru menyadari kuasa Allah di saat ia tenggelam di laut merah. (Syekh Wahbah al-Zuhaili, al-Tafsir al-Munir, [Beirut: Dar al-Fikr al-Mu’ashir, 1418], jilid IV, hal. 294).

Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah subahanahu wa ta’ala Dari penjelasan yang telah dipaparkan tadi, hendaknya kita mulai berbenah diri dan muhasabah untuk merenungkan kembali hal-hal yang sudah kita lakukan selama ini. Mulailah kita bersitigfar dan meminta maaf pada keluarga, kerabat hingga teman dan orang-orang yang mungkin pernah kita sakiti hatinya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا إِلَى اللهِ، فَإِنِّي أَتُوبُ، فِي الْيَوْمِ إِلَيْهِ مِائَةَ، مَرَّةٍ

Artinya, “Wahai sekalian manusia, bertobatlah kepada Allah, karena sesungguhnya aku juga bertobat kepada-Nya sehari seratus kali.” (HR. Muslim).

بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم ونفعني وإياكم بما فيه من آية وذكر الحكيم. أقولُ قَوْلي هَذَا فَاسْتَغْفِرُ الله العظيم إِنَّهُ هُوَ الغَفُورُ الرَّحِيم.

Khutbah II

الحمد لله والحمد لله ثم الحمد لله أشهد أن لا إله إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لا شريك له، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيدْنَا مُحَمَّدًا عبدُهُ وَرَسُولُهُ الذي لا نبي بعده، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلَّمْ عَلَى نَبِيِّنَا محَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ أما بعد، فيا أَيُّهَا النَّاسُ أُوصِيكُمْ وَنَفْسِي بتقوى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُونَ. فَقَالَ اللهُ تعالى: إن الله وملائكته يصلون على النبي يا بها الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ

اللهمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَات والمسلمين والمسلمات، الأحياء منهم والأموات. اللهم ادفع عنا البلاء والزباء والقرون والزلازل والمحن وسوء الْفِتَنِ وَالْمِحْنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطْنَ عَنْ يُلْدِنَا إِندونيسيا خاصة وسائر البلدان المسلمين عامة يا رب العالمين اللهم أرنا الحق حَقًّا وَارْزُقْنَا اتباعه وأرنا البَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَلَمِينَ

عباد الله، إن الله يأمر بالعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإثناء ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاء والمنكر والبغي يعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ، وَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيمَ

Contoh Teks Bacaan Khutbah Nikah dalam Bahasa Arab

بسم الله الرحمن الرحيم الحمد لله مصور الأجنة في ظُلْمِ الْأَرْحَامِ ناظم عَقْدِ الْأَلْفَةِ بين الزوجين أحسن نظام، أحمده سبحانه وتعالى على هذه النعم العظام، وأشكره على ما أولا نا من بدائع الإكرام،

أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له شهادة موصلة إلى دار السلام وَأَشْهَدُ أَنَّ سيدنا محمد عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ صَلَّى الله عليه وعلى آله وصَحْبِهِ وَبَارَكَ وَسَلَّمَ أَمَّا بَعْدُ :

أيُّهَا الخَاضِرُونَ الْكِرَامَ رَحِمَكُمُ الله أَوْصِيكُمْ وَاء بَايَ بِتَقْوَى اللَّهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُونَ.

وَاعْلَمُوا أن لنكاح سنة مرغوبة وطريقة محمُودَةٌ قَالَ تَعَالَى في كتابه الكريم

” ومن آياته أن خلق لكم من أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً ورحمة ، إنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

قَالَ رَسُولُهُ الأكرم وحبيبة الأعظم صلى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ من استطاع منكم الباءة فليتزوج، فإنه أغض للبصر، وأحصن للفرج، وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فعليه بالصوم؛ فإنه له وجاء” متفق عليه.

وَقَالَ صلى الله عَلَيْهِ وَسَلَّم من نكح الله وأَنْكَحَ اللَّهِ اسْتَحَق وَلايَةَ اللهِ”.

وَاعْلَمُوا أَنَّ الْأَمْورَ كُلَّهَا بِيَدِ اللهِ يَقْضِي فِيهَا مَا يَشَاءُ وَيَحْكُمُ مَا يُرِيدُ، لَا مُؤَخِّرَ لِمَا قَدَّمَ ولا مقدم لما أخر، ولا يجتمع اثنان ولا يفترقان إلا بقضاء وَقَدَرٍ وَلِكُلِّ قَضَاءِ قَدَرٌ وَلِكُلِّ قَدَرٍ أَجَلٌ وَلِكُلِّ أَجَلٍ كِتَابٌ, يمحو اللهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ،

وعِندَهُ أم الكتاب، فَاسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيمَ أنَّ اللهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيم الذي لا إله إلا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ

والسلام عليكم.

Contoh Bacaan Teks Khutbah Nikah dalam Bahasa Indonesia

إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَات أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّاا لله وأَشْهَدُ أَن مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا محَمَّدٍ أَمَّا بَعْدُ

Pertama-tama, marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT yang telah mencurahkan nikmat serta karunia-Nya kepada kita semua, sehingga atas limpahan nikmat karunia tersebut, kita dapat berkumpul dalam suatu acara yang sakral yaitu akad nikah antara saudara (menyebutkan nama mempelai pria dan nama bapaknya) dengan saudari (menyebutkan nama mempelai wanita dan nama bapaknya).Terkhusus untuk kedua mempelai, serta para hadirin yang berbahagia. Akad nikah merupakan peristiwa yang sangat penting. Melalui pernikahan yang sah menurut aturan yang telah ditetapkan syariat Islam, maka usaha penyambungan keturunan manusia dapat dipertahankan.Dalam perspektif Islam, pernikahan merupakan sebuah bentuk ibadah. Sebab, peristiwa ini akan membuka peluang yang sangat signifikan bagi suami istri untuk meraih pahala sebanyak-banyaknya.Berbagai persoalan nantinya akan muncul dalam kehidupan rumah tangga, khususnya yang menyangkut hubungan administratif yang menuntut adanya kerjasama yang baik antara suami istri dalam menciptakan solusi bersama.Terkhusus untuk mempelai berdua, serta hadirin semua yang berbahagia. Kedua pasangan suami istri wajib hukumnya dapat mengkondisikan rumah tangganya menjadi tenang dan damai. Ketenangan hati bisa terwujud ketika ada pasangan yang siap mendampingi dan memberi perlindungan.Dalam kehidupan rumah tangga, hubungan kerjasama antara suami-istri bukan berdasarkan pada dominasi satu pihak saja. Melainkan hubungan antara keduanya justru harus ditata sedemikian indah dan harmonis, saling menghormati, dan adanya komunikasi yang sejuk dan penuh kesetiaan.

Akhir kata dari saya, mudah-mudahan kedua mempelai yang akan mengikrarkan akad nikah yang merupakan bentuk dari janji suci dan ikatan yang kuat ini dapat menciptakan rumah tangga bahagia, sakinah, Mawadah, dan Warohmah, yang selalu diselimuti berkah dan ridho Allah SWT.

Wassalamu alai’kum.Wr.Wb

By Mudir

Segala informasi terkait ma'had Al-Jamiah IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *