web analytics
  1. Pengertian nagham rosh

Dalam seni tilawah Al-Qur’an, penguasaan maqam atau Nagham menjadi aspek penting yang menentukan keindahan, kedalaman makna, serta kekhusyukan pembacaan. Salah satu maqam yang memiliki karakter kuat, stabil, dan tegas adalah maqam Rosh—sering juga disebut Rast dalam literatur Arab klasik. Secara etimologis, kata Rast berasal dari bahasa Persia yang berarti lurus atau benar, menggambarkan sifat Nagham ini yang stabil, seimbang, dan memberikan kesan ketegasan serta keagungan (Al-Banna, 2018).

Nagham Rosh dikenal luas dalam dunia qira’at sebagai maqam pembuka atau maqam dasar karena karakter nadanya yang netral dan mudah dikembangkan ke berbagai maqam lain. Menurut Al-Qattan (2020), maqam Rosh sering digunakan untuk membacakan ayat-ayat yang menegaskan kebesaran Allah, kekuasaan-Nya, atau hukum-hukum syariat. Hal ini disebabkan oleh nada-nadanya yang menggambarkan keteguhan dan keagungan ilahi.

  1. Karakteristik dan Struktur Nada Maqam Rosh

Secara musikal, maqam Rosh memiliki tangga nada yang khas dan kokoh, dengan pola Do – Re – Mi (setengah) – Fa – Sol – La – Si – Do’. Ciri utamanya adalah penggunaan interval setengah nada antara Mi dan Fa yang memberikan warna tegas dan berat, berbeda dari maqam seperti Bayyati yang lembut atau Jiharkah yang ceria. Nagham ini memberikan kesan agung, penuh wibawa, dan stabil.

Rosh sering digunakan pada awal bacaan (muqaddimah) karena memberikan kesan serius dan fokus pada pendengar. Hasan (2019) menyebut maqam Rosh sebagai maqam yang “mengundang rasa tunduk dan hormat” karena ritmenya menegaskan kekuatan ayat. Dalam konteks tilawah, Rosh juga kerap digunakan untuk ayat yang menggambarkan keesaan Allah, hukum, perintah, dan ancaman.

Sebagai contoh, maqam ini sangat cocok untuk ayat seperti:

“اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ”

(Surah Al-Baqarah: 255)

Nada Rosh dengan penekanan kuat di nada dasar (Do) memberi nuansa keteguhan dan keyakinan pada kalimat tauhid tersebut.

  1. Tahapan Teknik Nagham Rosh (Rast)

Belajar Nagham Rosh membutuhkan latihan bertahap, dimulai dari pengenalan nada, pengendalian pernapasan, hingga kemampuan improvisasi dalam konteks tilawah. Setiap tahap memiliki tujuan tertentu dalam membentuk teknik vokal dan rasa musikal qari.

  1. Tahap Pertama: Pengenalan Nada Dasar dan Intonasi

Tahap pertama adalah pengenalan nada-nada khas Rosh. Qari harus memahami perbedaan nada antara Rosh dan maqam lainnya. Latihan dilakukan dengan mengulang susunan nada dasar Do – Re – Mi – Fa – Sol – Fa – Mi – Re – Do secara perlahan. Guru qira’at biasanya memperkenalkan maqam ini melalui contoh tilawah dari qari terkenal seperti Syaikh Mahmud Khalil Al-Husary atau Syaikh Minshawi yang sering membuka bacaannya dengan nada Rosh.

Pada tahap ini, metode talaqqi (belajar langsung dari guru) sangat penting agar siswa dapat meniru intonasi dan getaran suara secara tepat. Menurut Saad (2021), pengenalan nada harus disertai dengan pendengaran aktif (istima’) karena maqam Rosh tidak hanya dipahami lewat teori tetapi harus dirasakan melalui telinga dan perasaan musikal.

  1. Tahap Kedua: Latihan Pernapasan dan Kontrol Vokal

Tahap kedua berfokus pada latihan pernapasan dan kestabilan suara. Karena Rosh memiliki karakter tegas dan mantap, qari perlu menjaga tekanan suara tetap stabil pada setiap nada. Pernapasan diafragma digunakan agar suara terdengar penuh dan tidak cepat habis saat membaca ayat panjang dengan nada berat.

Al-Khatib (2022) menjelaskan bahwa dalam maqam Rosh, kekuatan suara harus disertai dengan pengendalian napas yang halus. Tekanan berlebihan dapat membuat bacaan terdengar kaku. Oleh karena itu, latihan tartil (membaca dengan perlahan dan beraturan) sangat disarankan pada tahap ini. Qari juga perlu berlatih tahqiq, yaitu membaca dengan memperjelas setiap huruf dan makhraj sambil mempertahankan nada yang stabil.

  1. Tahap Ketiga: Penerapan Nagham Rosh pada Ayat Bertema Keagungan Allah

Setelah memahami nada dan teknik vokal, qari mulai menerapkan maqam Rosh pada ayat-ayat yang menggambarkan keagungan, kebesaran, atau keadilan Allah. Misalnya pada Surah Al-Hashr ayat 23–24:

“هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلَامُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ”

Ayat tersebut sangat cocok dengan maqam Rosh karena nadanya menegaskan kekuasaan Allah. Menurut Nurdin (2020), Rosh memberikan efek psikologis berupa rasa tunduk dan kagum kepada kebesaran Tuhan. Saat qari membacakan ayat ini dengan Nagham Rosh, pendengar akan merasakan kekuatan spiritual yang dalam.

(Nurdin, 2020)

  1. Tahap Keempat: Penguasaan Transisi (Intiqal Maqam)

Pada tahap ini, qari mulai mempelajari teknik transisi atau perpindahan maqam dari Rosh ke maqam lain seperti Bayyati, Jiharkah, atau Nahawand. Transisi diperlukan agar tilawah tidak terdengar monoton dan dapat menyesuaikan dengan isi ayat.

Jalaluddin (2017) menyebutkan bahwa maqam Rosh sering dijadikan dasar atau pintu masuk menuju maqam lain karena nadanya yang netral. Misalnya, setelah membaca bagian perintah Allah dengan maqam Rosh, qari bisa berpindah ke maqam Bayyati untuk ayat yang berisi nasihat lembut. Transisi dilakukan dengan memainkan interval Mi – Fa – Sol sebelum menuju nada baru, sehingga peralihan terdengar alami dan tidak memutus suasana tilawah.

  1. Tahap Kelima: Improvisasi dan Penghayatan Makna (Tathbiq al-Ma’na)

Tahap terakhir adalah penghayatan makna dan improvisasi nada. Pada tahap ini, qari tidak lagi membaca secara teknis semata, tetapi juga menjiwai makna ayat. Rosh menjadi sarana ekspresi spiritual untuk mempertegas makna keesaan dan keagungan Allah.

Mubarok (2023) menjelaskan bahwa dalam tahap ini, qari harus menyelaraskan antara suara, Nagham, dan makna ayat. Misalnya, pada bagian ayat yang menggambarkan kekuasaan Allah di langit dan bumi, nada Rosh dapat dinaikkan secara bertahap untuk menunjukkan keagungan-Nya. Sebaliknya, saat ayat berbicara tentang kebesaran Ilahi yang mengundang kekhusyukan, nada dapat diturunkan perlahan untuk menimbulkan kesan tunduk.

  1. Ciri-Ciri dan Keunggulan Nagham Ros

Nagham Rosh memiliki beberapa ciri utama yang membedakannya dari maqam lain. Pertama, nada yang stabil dan tegas, cocok untuk ayat-ayat bertema ketauhidan dan hukum. Kedua, memberikan kesan agung dan berwibawa, sehingga sering digunakan pada bagian awal tilawah. Ketiga, fleksibilitas transisi yang tinggi, karena Rosh dapat digabungkan dengan maqam lainnya.

Hidayat (2021) menambahkan bahwa Rosh juga dapat menciptakan keseimbangan emosional antara qari dan pendengar. Nada dasar yang mantap membantu pembaca menjaga fokus dan tidak terbawa emosi berlebihan. Dengan demikian, maqam Rosh tidak hanya memperindah bacaan, tetapi juga memperkuat penyampaian pesan ilahi secara bermartabat.

  1. Penerapan Maqam Rosh dalam Pembelajaran Qira’a

Dalam pembelajaran tilawah, maqam Rosh sering dijadikan maqam dasar sebelum mempelajari maqam-maqam lain seperti Bayyati, Hijaz, dan Nahawand. Hal ini karena strukturnya yang stabil dan mudah diterapkan. Proses pembelajaran biasanya menggunakan metode talaqqi dan musyafahah, yaitu latihan langsung dengan guru melalui contoh dan tiruan suara.

Menurut Qasim (2022), penggunaan media audio qari internasional seperti Syaikh Minshawi, Al-Husary, dan Abdul Basit sangat efektif dalam mempercepat penguasaan maqam Rosh. Latihan pendengaran (istima’) dan pengulangan nada (taqlid) harus dilakukan setiap hari agar qari terbiasa dengan pola naik-turun suara khas maqam ini. Dalam konteks Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ), Rosh sering dijadikan maqam pembuka karena mampu menarik perhatian juri dan pendengar dengan nada kuat namun tetap indah.

Secara keseluruhan, maqam Rosh (Rast) merupakan Nagham yang memiliki karakter tegas, agung, dan stabil, sangat cocok digunakan untuk ayat-ayat bertema keesaan dan kekuasaan Allah. Pembelajaran maqam ini dilakukan melalui lima tahap, yaitu: pengenalan nada dasar, latihan pernapasan dan vokal, penerapan pada ayat bertema keagungan, penguasaan transisi maqam, serta improvisasi dan penghayatan makna.

Dengan mengikuti tahap-tahap tersebut, seorang qari tidak hanya mampu menampilkan bacaan yang indah secara musikal, tetapi juga menyampaikan makna Al-Qur’an dengan penghayatan spiritual yang mendalam. Maqam Rosh menjadi fondasi utama dalam seni tilawah karena menyeimbangkan unsur estetika, keteguhan, dan kekhusyukan ibadah.

By Mudir

Segala informasi terkait ma'had Al-Jamiah IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *